Evaluasi Diri Di Akhir Tahun 2011

Jumat, 30 Desember 2011 pukul 7.30 - 9.00 malam

"Mengevaluasi Diri di Akhir Tahun 2011"
Bpk. Tutu Petrus

Pendamping
Andi Wijaya, Yoshua Orion, Yohannes Lie

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Nyanyian. BagiMulah puji-pujian di Sion, ya Allah; dan kepadaMulah orang membayar nazar. Engkau yang mendengarkan doa. KepadaMulah datang semua yang hidup karena bersalah. Bilamana pelanggaran-pelanggaran kami melebihi kekuatan kami, Engkaulah yang menghapuskannya. Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataranMu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumahMu, di bait-Mu yang kudus. Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami, Engkau, yang menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh-jauh; Engkau, yang menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan-Mu, sedang pinggang-Mu berikatkan keperkasaan; Engkau, yang meredakan deru lautan, deru gelombang-gelombangnya dan kegemparan bangsa-bangsa! Sebab itu orang-orang yang diam di ujung-ujung bumi takut kepada tanda-tanda mujizatMu; tempat terbitnya pagi dan petang Kaubuat bersorak-sorai. (Maz. 65:1-9)

Bpk. Tutu membawa renungan
     Ayat di atas menyatakan bahwa walau pun kita adalah manusia yang bersalah, jika kita datang kepada Tuhan, Dia akan menghapus kesalahan kita. Berbahagialah kita yang dipilih oleh Tuhan. Para pendengar Heartline adalah orang-orang yang terpilih untuk mendengar Firman Tuhan. 
     Saat ini kita sudah berada di penghujung tahun 2011. Tinggal dua hari lagi kita memasuki tahun baru 2012. Inilah kesempatan kita merenungkan dan mengevaluasi diri setelah melalui perjalanan kehidupan sepanjang tahun 2011. Ada banyak hal yang kita alami, ada kegembiraan namun ada pula kesedihan. Saya bersedih karena kehilangan tante saya, namun saya bergembira ketika mendapat cucu keponakan. Saya bersyukur saat ini masih Tuhan ijinkan menjumpai para pendengar radio Heartline terkasih. Ketika antene radio Heartline tersambar petir, kita semua sedih dan berdoa agar antene itu dapat diperbaiki dan dapat mengadakan siaran kembali. Saat ini kita bisa siaran namun dengan antene berkapasitas terbatas sehingga jangkauannya pun terbatas. Semoga di tahun 2012 siaran radio Heartline ditingkatkan kapasitasnya sehingga mampu menjangkau seluruh peloksok Lampung dan menjadi sarana pemberitaan Firman Tuhan.
     Pada 1 Januari 2011 yang lalu, di awal tahun tentu kita sudah menyusun rencana ke depan, misalnya mau membangun rumah, mau menikah, mendapatkan pekerjaan baru,dan banyak lagi. Rencana kita ada berhasil namun ada pula yang gagal. Semua datang silih berganti karena semua itu ada waktunya. Semuanya karena kemurahan Tuhan. Kita akan mendengar kesaksian dari teman-teman yang saat ini bersama kita tentang pengalaman mereka di tahun 2011

Kesaksian 
Bpk. Andi Wijaya bersaksi
Bpk. Andy Wijaya : Terpujilah Nama Tuhan yang demikian baik dalam kehidupan saya. Selama di tahun 2011 saya merasakan berkat dan pertolongan Tuhan. Memang adakalanya saya merasa gembira ketika mendapat berkat, namun adakalanya saya merasa sedih ketika menghadapi masalah. Itulah kehidupan. Namun saya merasakan sukacita ketika saya menyerahkan semuanya pada Tuhan. Saat ini pun saya gembira karena dapat ikut beraktifitas dalam kegiatan persekutuan. Saya merasa hidup kerohanian saya semakin meningkat dan merasa semakin dekat dengan Tuhan.


Sdr. Yoshua Orion bers
Sdr. Yoshua Orion : Jika saya merenungkan jalan kehidupan saya di tahun 2011, saya menyimpulkan tahun 2011 adalah tahun pembelajaran bagi saya. Belajar berharap pada Tuhan, belajar mengandalkan Tuhan, belajar merendahkan diri, dan masih banyak lagi. Ketika saya lulus sebagai sarjana teknik sipil dari ITB, saya mendapat pekerjaan yang sangat baik sehingga saya bisa hidup dengan mudah. Saya bisa membeli mobil, bisa kredit rumah yang cukup bagus, saya merasa tenang. Namun saya sadari bahwa saya tenang bukan karena mengandalkan Tuhan, tapi mengandalkan kemampuan sendiri. Ada rasa bangga diri. Sampailah saya harus mengalami kesulitan ketika terjadi krisis dalam perusahaan tempat saya bekerja. Terjadilah pengurangan pegawai (rasionalisasi). Setelah satu per satu teman sekerja saya terkena PHK, akhirnya sampai juga giliran saya. Saya merasa bingung, kecewa, dan putus asa ketika saya mencari pekerjaan lain ternyata belum dapat. Namun papa saya selalu memberi kekuatan agar saya tetap yakin dengan pertolongan Tuhan selama saya selalu dekat dan berdoa padaNya. Akhirnya saya pun mendapat pekerjaan saat ini. Walau pun belum sebaik kondisi di tempat kerja saya sebelumnya, namun saya yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik.

Bpk. Yohannes bersaksi
Bpk. Yohannes Lie: Selama tahun 2011 saya merasakan berkat dan pertolongan Tuhan yang sangat luar biasa. Pada akhir 2010 dua anak saya curhat pada saya tentang masalah mereka.  Anak pertama saya, Monika, bersedih karena setelah menikah masih belum juga ada tanda kehamilan, sedangkan anak kedua saya, Yoshua Orion, bersedih karena kehilangan pekerjaan dan belum mendapat gantinya. Saya pun memohon pertolongan Tuhan. Ketika tanggal 1 Januari 2011 kami berdoa bersama di awal tahun, selesai berdoa tiba-tiba saya berkata kepada istri dan ketiga anak saya, "Perhatikan semuanya. Bulan depan di bulan Pebruari, Monika akan hamil dan Orion akan mendapat pekerjaan." Saya mengucapkan itu secara spontan. Mereka menjawab, "Amin." Dan benar, Monika hamil dan Orion mendapat pekerjaan di bulan Pebruari. Terpujilah Tuhan. Berkat yang lain,saya dikaruniai cucu perempuan pada 3 September 2011. Namun pada bulan itu juga rumah saya hampir kebakaran. Api membumbung tinggi tinggal 2 meter lagi dari rumah. Saya hanya berdoa. Oh sungguh, Tuhan tidak pernah mengecewakan orang yang berharap padaNya. Api itu padam. Terima kasih Tuhan.

Sdr. Luki Winata bersaksi
Sdr. Luki Winata (Penyiar Heartline) : Puji Tuhan, saya juga merasa banyak berkat dan pertolongan Tuhan dalam kehidupan saya. Sampai saat ini saya dapat menjalani hidup ini, semata-mata karena kemurahan Tuhan. Memang ada beberapa masalah yang saya hadapi di tahun 2011 ini. Namun saya menyadari bahwa itu semua adalah akibat dari kesalahan saya sendiri. Semoga di tahun mendatang saya semakin dekat dengan Tuhan. Terpujilah nama Tuhan.

Pertanyaan dari pendengar radio Heartline:      
  • Dari bpk. Gabin di Bandar Lampung : Mengapa di saat menghadapi cobaan berat, manusia mudah melupakan pertolongan Tuhan? Mengapa manusia harus mengalami kesenangan dan penderitaan?
Jawab : Sebetulnya ada dua sikap manusia terhadap Tuhan. Yang pertama adalah orang yang ketika mengalami kesusahan selalu mohon pertolongan Tuhan, namun setelah ditolong, dia melupakan Tuhan. Yang kedua adalah orang yang dekat Tuhan saat hidup tenang, tapi ketika menghadapi masalah, tidak datang kepada Tuhan, namun mencoba mengatasinya sendiri atau mengandalkan pertolongan manusia. Sikap kedua inilah yang ditanyakan bpk. Gabin. Mengapa demikian? Sikap ini terjadi karena orang tersebut  berpikir rasional. Misalnya ketika terjadi serangan jantung pada seseorang, keluarganya tidak berdoa saja menunggu pertolongan Tuhan, namun secara spontan melarikannya ke rumah sakit agar segera mendapat pertolongan dokter. Ketika sdr. Yoshua mengalami kesulitan uang, dia tidak hanya berdoa pada Tuhan, namun menilpon papanya. Dan biasanya, papanya langsung mengirimkan. Jadi hal itu terjadi karena kita berpengalaman bahwa  pertolongan dari manusia itu segera terjawab.
     Mengapa manusia harus mengalami kesenangan dan penderitaan? Pada mulanya, Allah menciptakan manusia agar selalu berbahagia bersamaNya, namun akibat dosa, manusia terpisah dari Allah dan  bumi terkutuk sehingga penderitaan itu mulai terjadi. Kalau manusia mendapatkan sesuatu yang baik, misalnya pasangan hidup, kekayaan, hadiah, dan lain-lain, dia mengalami kesenangan. Kalau manusia kehilangan sesuatu yang disayanginya, misalnya kehilangan keluarga, pekerjaan, kekasih, dan lain-lain, dia akan merasa menderita. Itulah dinamika kehidupan, menunjukkan bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang kekal.
  • Apakah saat mengalami penderitaan, Tuhan meninggalkan kita?
Jawab : Saat kita mengalami kebahagiaan maupun penderitaan, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan Yesus berfirman, "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:20b) Namun mengapa kalau Tuhan menyertai, kita mengalami penderitaan? Secara umum penderitaan terjadi karena dunia ini terkutuk, namun secara khusus penderitaan bisa terjadi karena kesalahan kita sendiri. Atau dapat juga terjadi sebagai ujian untuk kita, "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (Yak. 1:12)
  • Mengapa terkadang Tuhan tidak menjawab permohonan kita?
Jawab : Tuhan terkadang tidak menjawab doa kita karena ada persyaratannya. Agar permohonan doa kita dikabulkan Tuhan, maka syaratnya haruslah
  1. Doa di dalam nama Yesus, "dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. (Yoh. 14:13), 
  2. Penuh kepercayaan, "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Mat. 21:22), 
  3. Harus lebih dulu mengampuni kesalahan orang lain, "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Mark. 11:25) 
  4. Jangan untuk memuaskan nafsu, "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." (Yak. 4:3), (2),  
  5. Suami harus menghormati istri, "Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. (1 Pet. 3:7),
  6. Sesuai kehendak Bapa di Surga, "Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. (Mat. 6:10b) Jika doa kita tidak sesuai kehendak Tuhan, maka tentu akan ditolakNya.