Sabtu 12 Nopember 2011 sekitar pukul 9.15 pagi kami berangkat ke Jakarta memenuhi undangan pelayanan beberapa gereja di sekitar Jakarta. Rombongan terdiri dari Pdt Daniel Sanger, Klaus Yehuda, bpk Tutu Petrus, bpk Yohannes Lie, dan bpk Bagus Susanto. Sedangkan Bpk Dany Salim berhalangan berangkat karena Lionel putra bungsunya sakit radang.
Naik di kapal sekitar pukul 11.30 dan tiba di Merak sekitar pukul 13.30. Melanjutkan perjalanan ke BSD City Tangerang karena beberapa orang akan menginap di rumah Yoshua Orion, putra bpk Yohannes Lie. Sampai di dekat BSD City sekitar pukul 16.00 kami dijemput oleh Orion dan melanjutkan perjalanan ke rumahnya. Sore itu kami disuguhi minuman kopi asli dari Turki dan roti. Kopi Turki itu rasanya berbeda dengan kopi Indonesia tapi rasanya sedap. Badan segar kembali.
Malam hari kami makan sate. Saat makan, kakak ipar Pdt Daniel Sanger, bpk Suresh, datang makan bersama sekalian menjemput Pdt Daniel Sanger dan Klaus menginap di rumahnya. Kami balik ke rumah Orion karena kami menginap di sana. Ketika akan tidur, Orion minta pak Tutu dan pak Bagus tidur di ranjang kamar, tapi keduanya menolak sehingga pak Tutu dan pak Bagus terpaksa tidur di lantai beralas kasur tipis. Maklum rumah bujangan, om.
Naik di kapal sekitar pukul 11.30 dan tiba di Merak sekitar pukul 13.30. Melanjutkan perjalanan ke BSD City Tangerang karena beberapa orang akan menginap di rumah Yoshua Orion, putra bpk Yohannes Lie. Sampai di dekat BSD City sekitar pukul 16.00 kami dijemput oleh Orion dan melanjutkan perjalanan ke rumahnya. Sore itu kami disuguhi minuman kopi asli dari Turki dan roti. Kopi Turki itu rasanya berbeda dengan kopi Indonesia tapi rasanya sedap. Badan segar kembali.
Malam hari kami makan sate. Saat makan, kakak ipar Pdt Daniel Sanger, bpk Suresh, datang makan bersama sekalian menjemput Pdt Daniel Sanger dan Klaus menginap di rumahnya. Kami balik ke rumah Orion karena kami menginap di sana. Ketika akan tidur, Orion minta pak Tutu dan pak Bagus tidur di ranjang kamar, tapi keduanya menolak sehingga pak Tutu dan pak Bagus terpaksa tidur di lantai beralas kasur tipis. Maklum rumah bujangan, om.
