Siaran Radio Heartline, Jumat 23 Desember 2011, pukul 19.30-21.00
Renungan oleh Yohannes Lie "Memaknai Kelahiran Tuhan Yesus"
Pendamping Tutu Petrus, Dany Salim dan Daniel Sanger
Pernahkah kita memahami makna sesungguhnya yang terkandung dari kelahiran Yesus? Apakah makna itu hanya berupa acara bersukaria, makan-minum, bersalaman, mengirim ucapan selamat Natal, tukar kado, mengenakan pakaian dan sepatu baru, menyaksikan atraksi hebat di gereja? Ya, ekspresi sukacita semua itu tidak dilarang. Namun hanya itukah makna kelahiran Tuhan Yesus?
Ada makna rohani yang terkandung di dalamnya. Itulah makna kasih, pengampunan, kerendahan hati, kesederhanaan, pengorbanan, pendamaian, sukacita dalam Tuhan, dan keteladanan. Makna ini hanya dapat dipahami oleh mereka yang membuka hati untuk mendengarkan suara Tuhan
Selamat Natal kiranya damai sejahtera dari Allah menyertai kita semua. Amin.
Pertanyaan dari pendengar radio Heartline:
- Dari bpk. Ruben di Tanjung Bintang : Mengapa orang seringkali salah dalam merayakan natal dengan bermabuk-mabukan? Haruskah dalam merayakan natal, kita memakai baju baru? Dalam suasana ekonomi yang sedang sulit saat ini, tentu ada keluarga yang tidak mampu membeli baju baru. Akibatnya mereka merasa minder.
Bagaimana jika cuma minum segelas bir, apakah itu dilarang? Alkitab melarang kita mabuk, bukan melarang minum bir. Bisa-bisa nanti orang Jerman marah karena itu minuman sehari-hari mereka. Paulus pun pernah menasihati Timotius agar minum sedikit anggur dicampur air. Namun kita harus berhati-hati karena ada kecenderungan manusia tidak bisa mengendalikan diri. Minum segelas, jadi sebotol, lalu jadi lima botol, mulai meracau, akhirnya mabuk. Jadi sebaiknya hindarilah hal itu.
Haruskah natal memakai pakaian baru? Tidak ada keharusan, itu hanya kebiasaan saat merayakan sesuatu, misalnya pernikahan, tentu kita ingin hadir dengan pakaian bagus, bukan? Demikian juga saat kita merayakan Natal, anak-anak tentu mengharapkan memakai baju baru. Itu membuat mereka lebih bersukacita. Kalau mampu, belikan anak-anak baju baru, tidak perlu mahal. Orang dewasa cukup berpakaian rapi, tidak harus pakaian baru. Jika tidak mampu, berikan pakaian yang masih bagus dan bersih. Semoga Natal tidak membuat kita minder namun membuat kita merasakan sukacita dan damai sejahtera. Tuhan memberkati.
- Dari bpk. Gabin di Bandar Lampung : Mengapa ada orang percaya yang belum mengetahui makna kelahiran Tuhan Yesus? Bagaimana caranya agar kita bisa mendapatkan sukacita dari Tuhan Yesus?
Sukacita dalam Tuhan umumnya tidak diekspresikan dengan tertawa terbahak-bahak dan bersorak sorai gembira, namun diwujudkan dengan sikap bersyukur dan berdoa karena mendapat kasih karunia keselamatan dari Allah. Bagaimana memperoleh sukacita itu? Sukacita itu akan diperoleh jika kita dekat dengan Tuhan, merenungkan kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita, melakukan perintahNya, dan hidup sesuai dengan jalan Tuhan. Dengan demikian, ada suatu rasa sukacita besar yang kita alami dalam kehidupan bersama Tuhan.
- Ada gereja yang saat ini melarang menggunakan pohon natal karena menurut mereka itu tradisi kafir. bagaimana pendapat bapak?
Kami sendiri saat ini memasang pohon natal di rumah hanya sebagai hiasan. Apabila di hari natal kita berkunjung ke rumah seseorang dan melihat ada hiasan pohon natal di rumahnya, tentu kita yakin bahwa penghuni rumah itu adalah orang Kristen, bukan orang kafir. Sebab hal itu kini telah menjadi salah satu identitas orang Kristen. Pohon natal merupakan hiasan sangat indah. Banyak kenangan muncul saat memandang pohon natal dengan lampu berkelap-kelip. Kenangan manis saat bersama keluarga atau teman menghias pohon natal. Itu kenangan sangat indah.
- Dari bpk Silaban : Salam kenal dan Selamat Natal. Bukankah natal itu jatuh pada tanggal 25 Desember, mengapa ada yang merayakannya sebelum atau sesudah tanggal itu?
Peringatan Natal adalah peringatan kelahiran Yesus, peringatan Paskah adalah peringatan kematian dan kebangkitan Yesus, ada peringatan Kenaikan Yesus ke Sorga. Namun ada peringatan lain yang lebih utama yaitu peringatan hari kedatangan Yesus kedua-kalinya untuk menjemput orang percaya dan untuk menghakimi umat manusia. Sudah siapkah kita menantikan Dia? Itu jauh lebih penting.
- Benarkah bahwa hari kelahiran Yesus tepat pada tanggal 25 Desember?
- Mengapa kita merayakan natal, padahal Tuhan Yesus tidak pernah memerintahkannya?
Perayaan Natal juga dapat menyentuh hati orang yang sudah lama meninggalkan Tuhan, seperti kesaksian bpk. Dany ketika ia sudah lama tidak ke gereja, di saat Natal hatinya rindu untuk datang ke gereja. Jadi Tuhan pun dapat memakai acara Natal untuk memanggil kembali umatNya yang tersesat. Kalau hal itu membawa kebaikan mengapa tidak kita lakukan?
- Ada beberapa ucapan Selamat Natal dari beberapa pendengar Heartline.