Amanat Agung Tuhan Yesus

Siaran Heartline Jumat 18 Nopember 2011 pukul 19.30-21.00
Renungan oleh Yohannes Lie berjudul "Amanat Agung Tuhan Yesus" Mat 28:18-20
Pendamping : Bagus Susanto, Andi Wijaya dan Daniel Sanger
Kesaksian Bagus Susanto tentang pertobatannya
Penyiar Jomas Gracias
Ingin membaca renungan, silakan klik disini.  

Penyiar

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:18-20)

     Kalau berbicara tentang Amanat Agung Tuhan Yesus, orang Kristen sering berpendapat bahwa itu adalah tugas yang sangat berat dan sulit. Itu tugas para pendeta dan penginjil, bukan tugas orang awam. Mereka berdalih, "Saya tidak punya talenta penginjilan, tidak punya kemampuan berkotbah, saya tidak punya waktu karena sibuk bekerja." Ada juga yang berdalih, "Saya sudah menginjili orang lain, namun tidak satu jiwa pun saya menangkan. Jadi percuma saja tindakan saya." Atau, "Kalau saya pergi menginjil, bagaimana dengan keluarga dan pekerjaan yang saya tinggalkan?" Dan masih ada ratusan alasan pembenaran diri lainnya untuk menolak melakukan Amanat Agung ini. Padahal setiap orang percaya sesungguhnya mempunyai kewajiban secara pribadi untuk melaksanakannya. Tidak ada yang terkecuali. Itu bukan hanya tugas pendeta atau penginjil, namun tugas kita semua.
     Renungan ini bertujuan membuka wawasan para pendengar agar dapat dan mau melaksanakan tugas ini dengan sepenuh hati. Ternyata pemberitaan Injil itu tidak sesulit yang dibayangkan, begitu mudah, semudah orang menabur benih. Memang ada yang jatuh di tempat atau di tanah yang tidak tepat sehingga benih itu tidak tumbuh atau gagal, namun ada juga benih yang jatuh di tanah subur yang menghasilkan buah berlipat ganda.
     
Pertanyaan dan permohonan doa dari pendengar radio Heartline: 
  • Dari bpk Gabin : 1.  Tuhan Yesus telah diberi kuasa di Sorga dan di Bumi. Mengapa manusia tidak percaya juga kepadaNya?  2.  Apakah perintah Tuhan Yesus sulit dilakukan manusia? 3.  Tuhan Yesus senantiasa menyertai sampai akhir zaman. Mengapa manusia masih juga kuatir?
Jawab: Ada dua hal terkait dengan pertanyaan pertama: a. Iman bahwa Yesus adalah pemilik kuasa di Sorga dan di bumi, berarti Yesus adalah Tuhan Semesta Alam, dan b. Iman bahwa Dia sanggup memelihara umatNya. Iman pertama hanya dimiliki mereka yang percaya Alkitab. Bagi yang tidak mengimani Alkitab tentu sulit percaya hal itu karena ucapan Yesus hanya tercantum di Alkitab saja. Iman kedua terkait dengan kehidupan orang percaya. Seharusnya orang percaya yakin dengan janji ini, namun karena mereka lebih percaya pada keadaan yang menakutkan yang terlihat nyata dalam kehidupan ini, mereka  menjadi tidak yakin dengan janji itu.
     Tuhan Yesus berfirman, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat. 11:29-30) Yesus tidak pernah memberi beban yang berat atau sulit. Yang membuat sulit adalah karena manusia terperangkap dengan pemikirannya sendiri. Jadi Amanat Agung yang diberikan kepada manusia itu tidak sulit sebagaimana yang telah diuraikan dalam renungan tadi. Taburkan saja benih Firman Tuhan, nanti Tuhan yang menumbuhkan. Kita tidak diharuskan sampai memetik hasilnya, sebab ada yang menabur dan ada yang menuai.
     Tuhan sudah berjanji akan menyertai sampai akhir zaman namun mengapa masih saja kita tidak percaya? Kita lihat bangsa Israel yang sudah mengalami berbagai mujizat dan pertolongan Tuhan dalam kehidupan mereka, namun ketika menghadapi masalah atau kesulitan, mereka kembali bersungut-sungut dan tidak percaya. Itulah manusia, cenderung melihat kesulitan lebih besar dari pertolongan Tuhan.
  • Dari bpk.Yance di Tanjung Karang : Apakah kriteria untuk menjadi seorang penginjil? Baptisan yang sesuai Firman Tuhan itu yang mana?
Jawab : Kita harus membedakan antara penginjil yang bertugas dalam misi berkapasitas besar dan penginjil yang bertugas dalam penginjilan pribadi. Penginjilan misi tentu saja harus melalui pendidikan dan pelatihan secara profesional dalam bidang teologi dan misi, mempunyai kemampuan dan komitmen tinggi, sudah teruji, dan siap mengorbankan segalanya. Sedangkan untuk penginjilan pribadi, kriterianya lebih sederhana, yaitu harus orang percaya yang sudah lahir baru, mengetahui dasar-dasar iman, dan mau melakukan penginjilan di bawah bimbingan Roh Kudus.
    Baptisan yang sesuai Firman Tuhan adalah baptisan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Mengenai cara pembaptisan, silakan menggunakan cara yang sesuai ajaran gereja masing-masing. Kami tidak dalam kapasitas menghakimi mana yang sesuai dan yang tidak, sebab hal itu hanya akan menimbulkan perdebatan dan perpecahan yang tidak berguna. Setiap gereja tentu mempunyai argumentasi masing-masing.
  • Dari sdr. Anto di Natar :  Apakah baptisan sampai dua kali itu diperbolehkan?
Jawab: Di Alkitab tercantum peristiwa adanya baptisan dua kali. Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes." Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus." Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (Kis. 19:3-5) Jadi jelas diperbolehkan dibaptis dua kali.
  • Apakah ada hubungan antara kuatir dengan kurang iman?
Jawab : Hubungan keduanya sangat erat. Jika seseorang  kurang iman pasti selalu kuatir, sebaliknya orang yang selalu kuatir, pasti kurang iman. Itulah sebabnya, para rasul pun memohon kepada Tuhan untuk ditambahkan iman mereka. Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" (Luk. 17:5) Orang yang beriman teguh tentu tidak akan tergoncang oleh berbagai persoalan di dunia ini, karena dia sangat yakin bahwa Tuhan pasti menyertainya.
  • Kita telah mendengar berbagai metode penginjilan. Apakah metode kontekstual itu sesuai Firman Tuhan?
Jawab: Ada banyak metode dalam penginjilan, salah satunya adalah metode kontekstual. Pada metode ini, penginjilan disampaikan dengan mengadopsi budaya setempat. Banyak tokoh yang telah melaksanakannya dan terbukti berhasil. Misalnya Nommensen yang menginjil dengan menerapkan budaya Batak sehingga dapat diterima oleh penduduk setempat. Kyai Sadrakh menginjil dengan budaya Jawa. menggunakan bahasa Jawa, pakaian adat Jawa dan blangkon. Sadhu Sundar Singh menggunakan pakaian resi India dengan sorban di kepala.
     Paulus pernah menyampaikan strategi seperti itu, "Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya." (1 Kor 9:20-23)
  • Tugas siapakah pelaksanaan Amanat Agung itu?
Jawab : Pelaksanaan Amanat Agung merupakan tugas semua orang percaya, mulai dari anak Sekolah Minggu sampai dengan opa dan oma, baik Hamba Tuhan maupun orang awam, baik para pengusaha maupun ibu rumah tangga. Semua orang percaya harus terlibat dalam proyek penyelamatan umat manusia, baik lewat penginjilan langsung, lewat doa, lewat sikap hidup, atau lewat apa saja yang kita mampu kerjakan.