Hidup Rukun

Jumat, 7 Oktober 2011 pukul 7.30 - 9.00 malam

"Hidup Rukun"
Tutu Petrus

Pendamping:
Pdt. Daniel Sanger, Dany Salim, Yohannes Lie, dan Bagus Susanto


Mulai bulan Oktober ini pelayanan siaran radio Heartline oleh Persekutuan Doa Samaria Ministri dimulai pukul 7.30 sampai dengan 9.00 malam setiap hari Jumat.

Kesaksian Dany Salim

Joma Gracias 
     Pada tahun 2006 Pdt. Daniel Sanger mengajak saya bergabung dengan Persekutuan Doa Samaria Ministri. Di persekutuan ini diajarkan dasar-dasar pelayanan. Setelah itu ditugaskan praktek langsung. Diajarkan untuk berani melangkah. Ketika pertama kali melayani renungan Firman Tuhan, saya tidak bisa tidur. Pikiran terus menerus mengingat tugas pelayanan. Gelisah karena kuatir salah. Namun setelah selesai tugas melayani, rasanya plong dan lega  karena terbebas dari beban. Lama kelamaan setelah berulang-kali melayani, saya  mendapatkan berkat luar biasa dari Tuhan, baik secara rohani dan jasmani. Sukacita  saya rasakan setiap kali melayani.
     Suatu hari saya terpikir untuk melayani di radio agar renungan Firman Tuhan dapat dibagikan secara lebih luas tidak terbatas dalam ruangan saja. Kebetulan, pak Aries, pimpinan Heartline, datang ke toko saya sekitar bulan November 3 tahun yang lalu untuk belanja barang. Segera saya bicarakan niat saya itu pada beliau, ternyata beliau setuju. Bahkan katanya kebetulan ada jam 8 - 9 malam yang bisa diisi. Beliau mengatakan bahwa jam itu sangat bagus karena itulah jam saat orang sudah beristirahat dan mendengarkan radio. Lalu saya membuat kontrak dan memulai pelayanan Samaria Ministri di radio Heartline. Tanpa terasa sudah berjalan 3 tahun. Saya sangat bersuka cita, ditambah lagi ada beberapa teman bergabung dalam pelayanan ini. Kiranya pelayanan ini menjadi berkat. Amin.

Renungan Firman Tuhan

"Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (Maz. 133:1-3)

     Alangkah indahnya hidup dalam persaudaraan yang rukun. Apakah yang dimaksudkan dengan hidup rukun? Hidup rukun adalah hidup bersama-sama saling merasakan keeratan, tidak mudah lepas, dan tidak mudah terpisahkan. Hubungan antar manusia dapat berupa hubungan sederajat misalnya hubungan dengan dengan teman sepermainan, teman senasib, teman hidup, teman seiman, atau hubungan berbeda derajat, misalnya hubungan dengan orang tua, guru, majikan, atau atasan. Hubungan dapat terjadi karena adanya titik temu. Titik temu itu dapat berupa (a) lokasi, misalnya lokasi bersama teman seperjalanan atau teman sekantor, dapat berupa (b) kesamaan keinginan atau tujuan, misalnya berteman dalam  persekutuan atau organisasi, atau berupa (c) kesamaan dalam menghadapi suatu tantangan, misalnya  teman sebangsa yang sama-sama merasa ancaman dari negara lain. Hubungan antar manusia akan membentuk pola hubungan kerjasama (kooperatif) atau sebaliknya, yaitu persaingan (konflik). Jika terjadi titik temu dalam kesamaan pemahaman pikiran atau perasaan akan muncul hubungan antara si penganjur sebagai pencetus  pikiran  dan si penganut atau pengikut yang setuju dan mendukung pemikiran tersebut.
     Bagaimana tingkat keeratan hubungan antar sesama teman, hubungan dalam keluarga, dan hubungan antar manusia?  Tuhan Yesus mengajarkan, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.(Mat. 7:12) Maksud perkataan itu adalah, "Kalau kita ingin dihargai orang, maka kita juga harus menghargai orang. Kalau ingin menuai, menaburlah. Dan seterusnya." Ada pepatah mengatakah, "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh", "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing", atau "Bersama kita bisa." Hubungan dengan teman akan harmonis jika ada unsur selaras, seimbang, dan serasi. Mau saling memberi dan menerima, mau saling memahami, menghargai, dalam keterbukaan dan kebersamaan.
     Apakah yang Tuhan kehendaki agar manusia bersikap terhadap manusia lain? Tuhan menghendaki berhubunganlah dengan erat, bersahabatlah dengan karib, dan hiduplah secara rukun. Marilah kita lakukan itu agar memperoleh kebahagiaan di salam kebenaran Tuhan.
     "Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir." (1 Kor. 1:10)

Pertanyaan dan permohonan doa dari pendengar radio Heartline:
  •  Hidup rukun itu tidak mudah. Bagaimana jika sudah disakiti, apakah kita masih sanggup hidup rukun dengan orang yang menyakiti kita tersebut?
Jawab : Jika kita sudah disakiti oleh seseorang, terlebih oleh orang yang dekat dengan kita, perasaan terluka itu akan membekas sehingga sulit sekali dihapuskan. Namun Tuhan menghendaki agar kita mengampuni orang yang menyakiti kita, bahkan mendoakannya, agar kita juga diampuni. Menyimpan dendam atau sakit hati sama sekali tidak bermanfaat bahkan merugikan karena justru merusak diri kita sendiri. Apakah sesudah mengampuninya, kita bisa hidup rukun dengannya? Bisa ya dan bisa juga tidak. Namun supaya tidak tersakiti lagi, sebaiknya kita tidak bergaul terlalu erat dengan orang itu. "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh" (Maz. 1:1) "Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama." (1 Kor. 5:11)
  • Kalau kita pernah dikecewakan, bagaimana seharusnya sikap kita?
Jawab: Manusia tentu tidak mau dikecewakan terus menerus. Supaya jangan dikecewakan lagi, hindarilah bergaul dengan orang itu.
  • Apakah kita hidup rukun hanya terhadap saudara seiman, sebangsa, ataukah juga dengan siapa saja?
Jawab: Ayat pokok di atas menyatakan "saudara-saudara diam bersama dengan rukun". Jadi yang dimaksudkan adalah sesama saudara. Namun pengertian ini dapat diartikan secara luas yaitu mencakup saudara sekandung, saudara seiman, saudara sebangsa, dan saudara sesama manusia.  Kita harus rukun dengan tetangga, dengan rekan sekerja di kantor, dengan masyarakat, dengan rekan seprofesi, dengan teman seorganisasi, dan lain-lain. Hiduplah rukun dengan siapa saja. Ke sanalah Tuhan akan mengirim berkat dan kehidupan.
  • Dari sdr. Yose di Teluk Betung : Bagaimana memulihkan luka hati karena dihianati pacar? Apakah saya harus membenci atas membalas?
 Jawab: Luka hati paling pedih adalah saat disakiti akibat dihianati kekasih atau pasangan hidup. Membencinya saja bisa memuaskan dendam kita, apalagi jika bisa membalasnya dan merusak kehidupannya, wah pasti akan menimbulkan perasaan amat sangat puas. Itulah angan-angan kita. Namun, benarkah kita akan terpuaskan? Mungkin saat membalasnya, muncul rasa puas itu. Namun ketika kesadaran kita timbul, biasanya penyesalanlah yang akan terjadi. Karena itu, sesuai pengajaran Tuhan Yesus, ampunilah dia, doakan agar dia memperoleh kebahagiaan. Coba lakukan ajaran itu, maka saat kita berdoa mengampuninya, kita pasti akan merasakan suatu aliran damai sejahtera dan sukacita yang berasal dari Tuhan. Hilang segala sakit hati dan dendam kita. Bersyukurlah kita tidak menjadi pasangan hidupnya, karena kita sadar bahwa dia bukanlah orang yang setia. Berdoalah pada Tuhan agar menggantikannya dengan pasangan hidup lain yang jauh lebih baik. Di akhir acara ini kita akan berdoa bersama untuk itu.
  • Dari sdr. Samuel : Orangtua saya, yang belum menjadi orang percaya, pernah menyakiti hati saya dengan melarang ibadah dan melayani. Bagaimana menghilangkan rasa sakit hati itu?
Jawab: Dalam Keluaran 17:14 tertulis, "Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit." Mungkin sulit bagi kita untuk menghilangkan rasa sakit hati, namun seperti tertulis di ayat tersebut bahwa TUHAN sanggup menghapus sama sekali ingatan terhadap Amalek, maka Dia juga sanggup membuat kita melupakan sakit hati kita. Sebetulnya wajar saja jika orangtua Samuel melarang beribadah karena berbeda keyakinan. Mereka tentu tidak menginginkan Samuel pindah agama. Namun sayang sekali mengapa Samuel harus sakit hati pada orangtua? Bukankah sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus yang penuh kasih dan pengampunan, justru Samuel harus berdoa agar orangtuanya diselamatkan. Ada kesaksian bagaimana seorang anak sekolah Minggu disiksa oleh ibunya dengan pukulan rotan terus menerus, tetapi dia tetap tabah dan teguh imannya, bahkan ia dapat memenangkan adiknya. Untuk membaca kisah lengkapnya silakan klik disini.
  • Bagaimana cara menghilangkan luka batin yang sudah sangat mendalam?
Jawab: Luka batin tidak dapat disembuhkan dengan membalas dendam, namun hanya dapat dihilangkan dengan sikap memaafkan dan mengampuni disertai doa permohonan kepada Roh kudus agar diberi kekuatan dan kemampuan untuk itu. Di akhir acara kita akan berdoa bersama.
  • Dari sdr. Parman di Tanjung Bintang : Luka hati itu sangat tidak enak. Saya sangat kecewa dan terluka pada bos yang memecat saya hanya karena tidak masuk kerja satu hari saja. Padahal saya bekerja untuk membiayai orangtua yang sedang sakit. Bantu doa agar saya bisa mengampuni bos saya itu.
Jawab: Sdr. Parman, janganlah mendendam kepada bos itu. Mungkin itu cuma salah paham belaka. Lapangan pekerjaan bukan hanya ada disitu. Berdoalah kepada Tuhan agar diberi pekerjaan yang jauh lebih baik. Jika mau mengampuni, pasti Tuhan akan memberkati hidup saudara. Di akhir acara nanti kita akan berdoa bersama.