Siaran radio Heartline, Jumat 30 September 2011 pkl 20-21
Renungan oleh bpk Yohannes Lie "Pertobatan Sungguh-sungguh"
Pendamping Daniel Sanger, Tutu Petrus, Dany Salim, Junior Maruanaya
dan Bagus Susanto. Penyiar Luki Winata (Penyiar Pengganti)
Pertobatan adalah kata yang mudah diucapkan, namun sangat sulit dilakukan. Ada banyak alasan orang untuk mengelak dari pertobatan. Ada yang beralasan karena dosanya sudah sangat banyak, karena masih senang menikmati kehidupan dunia, karena sibuk dengan urusan dunia, karena merasa diri sudah jadi orang baik, atau karena terkendala melihat kehidupan orang Kristen yang tidak mencerminkan pertobatan.
Namun yang paling sulit adalah pertobatan orang Kristen yang menyimpang dari jalan Tuhan, terutama yang sudah senior atau sudah aktif dalam pelayanan. Pertobatan terbagi dua, sebelum menerima Yesus dan sesudah menerima Yesus. Ada pertobatan setengah hati, ada pertobatan sungguh-sungguh. Dalam perenungan ini diberikan dua contoh anekdot balada pencopet bertobat. Dimanakah posisi kita?
Namun yang paling sulit adalah pertobatan orang Kristen yang menyimpang dari jalan Tuhan, terutama yang sudah senior atau sudah aktif dalam pelayanan. Pertobatan terbagi dua, sebelum menerima Yesus dan sesudah menerima Yesus. Ada pertobatan setengah hati, ada pertobatan sungguh-sungguh. Dalam perenungan ini diberikan dua contoh anekdot balada pencopet bertobat. Dimanakah posisi kita?
Pertanyaan dan permohonan doa dari pendengar radio Heartline:
- Dari sdr. Rendy : Jika seseorang hidupnya penuh dengan kejahatan, lalu orang itu sakit parah. Sebelum mati, orang itu sempat bertobat. Bagaimana dengan keselamatannya?
- Dari bpk. Gabin : Mengapa manusia sulit sekali melakukan pertobatan sungguh-sungguh? Jika ada seseorang berbuat dosa, lalu bertobat, berbuat dosa lagi, bertobat lagi, begitu seterusnya, apakah ia berkenan pada Allah?
- Dari sdr. Luki Winata : Mengapa orang yang sudah percaya masih bisa jatuh dalam dosa?
- Dari sdr. Reno di Pesawaran : Seseorang sudah bertobat tapi dia tidak mengasihi saudaranya. Apakah orang itu dapat disebut bertobat 100 persen?