Hidup dalam Kebenaran

Jumat 8 Juli 2011 pukul 8-9 malam
"Hidup dalam Kebenaran"
Tutu Petrus

Pendamping : 
Dany Salim,  Yohannes Lie, Bagus Susanto, dan Pdt. Hendra

"Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan" (Yes. 33:15)

Pertanyaan dan permohonan doa dari pendengar radio Heartline:
  • Dari Nunung : Mohon doakan saya di kelas III SMP, supaya saya pintar
Jawab : Di akhir acara akan kami doakan, tapi jika mau pintar, kita tidak cukup hanya berdoa saja namun juga harus diikuti dengan belajar secara serius dan rajin.
  • Dari pak Gabin:  Apakah kebenaran itu terjadi dalam kehidupan ini? Apakah perbedaan antara kebenaran dan kebetulan? Mengapa manusia tidak mau melakukan kebenaran, padahal itu kan kehendak Allah?
Jawab :
     Kebenaran ada dua macam, yaitu kebenaran mutlak dan kebenaran semu. Dunia tidak melahirkan kebenaran mutlak sebab kebenaran mutlak hanya berasal dari Allah dan FirmanNya. Firman Allah itu telah menjadi manusia, yaitu Yesus. Dia berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh. 14:6). Kebenaran semu berasal dari manusia. Kebenaran ini relatif terhadap waktu dan situasi, artinya saat ini suatu pernyataan dinilai sebagai kebenaran namun di waktu atau situasi berbeda dianggap bukan kebenaran. Contohnya, kebenaran ilmu, hukum, politik,  dogma, dll.
     Dalam bahasa Inggris, perbedaan antara istilah kebenaran dan kebetulan sangat jelas. Kebenaran = truth atau righteousness, sedangkan kebetulan = by accident atau fortunately. Kebenaran kata benda, sedangkan kebetulan kata keterangan. Kebenaran adalah sesuatu yang benar, sedangkan kebetulan adalah kejadian yang terjadi tanpa sengaja.
     Sebagian besar manusia tidak mau melakukan kebenaran sebab untuk melakukannya perlu menyalibkan keinginan daging, melepaskan sikap egoisme, hidup kudus, taat kepada Firman Allah. Padahal manusia ingin hidup semau-maunya, memuaskan nafsunya, dan suka memberontak terhadap Allah.
  • Di luar Yesus, tidak ada kebenaran. Jika demikian bagaimana seharusnya kita bergaul dengan orang di luar Yesus?
Menjadi orang percaya yang hidup dalam kebenaran tidak perlu menutup diri dari pergaulan dengan orang dunia. Justru orang-orang yang benar harus menjadi terang dan garam dunia. (Mat. 5:13-15) Tapi jagalah dirimu agar tidak malahan terhanyut dengan arus dunia.
  • Jika seseorang yang bukan orang percaya menolong orang lain, apakah tindakan itu dianggap benar?
Ya benar, sebab tindakan menolong orang lain sesuai dengan Firman Allah. Tapi harus diingat, tindakannya benar, tetapi orang tersebut tidak termasuk orang benar.