Pemimpin dan Kepemimpinan

Jumat, 29 Juli 2011 pk 8-9 malam

"Pemimpin dan Kepemimpinan 
menurut Alkitab"
Tutu Petrus

Pendamping: 
Pdt. Daniel Sanger, Dany Salim, Bagus Susanto, dan Yohannes Lie

"Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang." (Kel. 18:21)

Tutu Petrus 
     Dalam kehidupan sosial, tentu kita mengenal adanya pemimpin. Pada skala terkecil, yaitu dalam keluarga, ada pemimpin yaitu kepala keluarga yang berkewajiban menjaga, melindungi, mencukupi kebutuhan, membimbing, dan membangun keutuhan keluarga demi eksistensi dan keberlanjutannya.
      Ayat di atas adalah kata hikmat mertua Musa, Yitro, kepada Musa berkenaan dengan masalah kepemimpinan bangsa Israel ketika mereka baru keluar dari Mesir. Yitro melihat Musa kehabisan waktu dan kelelahan memimpin bangsa ini karena dia hanya menerapkan kepemimpinan tunggal, yaitu bahwa pengambil keputusan hanya Musa sendiri. Yitro menyarankan agar kekuasaan tidak dipegang sendiri tapi didistribusikan kepada orang lain yang memenuhi syarat. Yitro juga memberi syarat orang yang harus dipilih menjadi pemimpin. Pemimpin yang baik harus memiliki kecakapan, takut akan Allah, dapat dipercaya, dan tidak mau disuap. 
     Pemimpin yang cakap artinya memiliki kemampuan memimpin, mau selalu belajar, dan dapat mengambil keputusan tepat. Takut akan Allah artinya taat, setia, dan suka melakukan hukum dan ketetapan Tuhan. Dapat dipercaya artinya jujur, tidak ingkar janji, tidak pelupa, dan tidak berpura-pura. Tidak mau disuap artinya tidak menjual kebenaran, keadilan, dan kejujuran demi uang atau hadiah.
     Pemimpin yang baik mendatangkan kebahagiaan. "Berbahagialah engkau tanah, kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka, dan pemimpin-pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan!" (Pengk. 10:17) 
     Pemimpin yang buruk bersikap tidak adil, pilih kasih, diskriminasi, pemberontak, bersekongkol, mencuri, terima suap dan sogok. "Para pemimpinmu adalah pemberontak dan bersekongkol dengan pencuri. Semuanya suka menerima suap dan mengejar sogok. Mereka tidak membela hak anak-anak yatim, dan perkara janda-janda tidak sampai kepada mereka." (Yes. 1:23)
     Pemimpin kita yang sejati adalah Tuhan Yesus Kristus, sang Mesias. "Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.: (Mat. 23:10)

Pertanyaan dan permohonan doa dari pendengar radio Heartline:
  • Dari bpk. Gabin:  Mengapa seseorang bisa jadi pemimpin tapi tidak taat pada Tuhan? Mengapa manusia sulit menjadi pemimpin yang benar?
Jawab: Ada pemimpin baik yang terpilih karena memang berkualitas sebagai pemimpin, tapi ada pula pemimpin buruk yang terpilih melalui cara licik dan tidak benar. Pemimpin buruk ini tentu tidak taat pada Tuhan. Pemimpin yang baik pun jika tidak mengenal Tuhan tentu tidak taat padaNya. Manusia sulit menjadi pemimpin yang benar karena tergoda oleh kesenangan dan kenikmatan dunia.
  • Banyak orang menginginkan pemimpin yang bertanggung-jawab dan terutama takut pada Tuhan. Apa tindakan kita terhadap pemimpin yang buruk?
Jawab: Pada umumnya pemimpin buruk akan melakukan apa saja untuk mempertahankan kedudukannya. Jadi dalam melakukan tindakan terhadap pemimpin yang buruk, kita harus bijak dan berhati-hati. "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." (Mat. 7:6)
  • Bagaimana sikap suami sebagai kepala keluarga jika penghasilannya lebih kecil daripada istri?
Jawab: Suami menjadi kepala keluarga bukan karena berpenghasilan lebih besar dari istrinya, tapi karena dia memiliki kemampuan untuk memimpin. Namun, memang adakalanya jika menghadapi masalah itu, suami menjadi minder, atau istri yang merasa berkuasa. Bukankah kehidupan berkeluarga adalah kehidupan penuh kasih sayang bukan perebutan kekuasaan? Istri yang takut akan Allah tentu menghormati suaminya sebagai kepala keluarga, apa pun keadaannya. Suami yang takut akan Allah tentu akan mengayomi istri dan anak-anaknya dengan penuh tanggung-jawab.
  • Apakah pemimpin harus laki-laki?
Jawab: Pemimpin tidak harus laki-laki. Jika dalam keluarga, sang bapak sudah tidak ada, maka tentu ibu menjadi kepala keluarga. Dalam Alkitab, juga tertulis adanya pemimpin wanita, misalnya Debora.
  • Apa yang harus kita lakukan jika atasan kita adalah orang yang kejam dan hidupnya tidak benar?
Jawab: Selama perintahnya tidak melanggar hukum negara dan hukum Tuhan, kita harus mematuhinya. Namun jika perintahnya melanggar hal itu, kita wajib menolaknya. Misalnya, atasan kita mengajak berbuat korupsi, tentu harus kita tolak.