Ingatlah untuk Bersyukur

Jumat, 2 Desember 2011 pukul 7.30 - 9.00 malam

Kesaksian oleh Yohannes Lie

Yohannes Lie bersaksi
     Saya mengalami pertolongan Tuhan ketika mengerjakan tesis S2 di ITB berjudul "Pengolahan Data Citra Satelit Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan". Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah metode canggih dan mutakhir. Namun karena metode ini masih baru, ternyata sulit sekali menemukan buku teksnya. Ketika masalah itu saya bicarakan dengan seorang teman di ITB,  dia menjawab, "Saya punya satu buku tentang itu dan kemarin saya juga lihat ada buku baru di perpustakaan kami.  Besok saya bawa untuk bapak." Masalah berikutnya adalah ketika saya mencari data citra satelit di LAPAN Jakarta, harus beli dengan harga Rp 3 juta per lembar. Karena mahal, saya tidak beli. Saya pulang ke Lampung dan mencari di Pemda Propinsi Lampung, ternyata Pemda baru saja membeli dan saya diberi softcopynya. Lalu muncul masalah ketiga, saya mengalami kesulitan karena metode pengolahannya amat rumit. Ketika saya bicarakan dengan teman lain di ITB, dia menjawab, "Software terbaru tentang itu sudah keluar." Ketika mendapat software baru itu, saya pelajari metode pengolahannya, ternyata jauh lebih mudah. Saya merasa senang sekali. Saya mengerjakan tesis saya di Lampung. Namun muncul masalah keempat, ketika data mulai diolah dengan program itu, perlu waktu 2 hari pengolahan di komputer dan akurasi hasilnya sangat buruk. Saya coba berulang-ulang tapi tetap masalah. Hampir saya putus asa, terlebih pada masa itu listrik sering padam. Tak lama saya bertemu teman dosen Unila dan mengutarakan masalah saya. Dia memberitahu bahwa Teknik Sipil Unila 2 minggu depan mengundang seorang profesor ahli JST dari Singapura untuk penataran. Saya langsung mendaftar sebagai peserta penataran. Oleh panitia, saya malah diminta mendampingi sang profesor. Kesempatan itu saya manfaatkan dengan mendiskusikan masalah saya dengan sang profesor. Ketika saya mencoba teori beliau. Hasilnya sungguh luar biasa, karena prosesnya sangat cepat, hanya perlu waktu sekitar 15 menit dan akurasinya pun sangat bagus. Segera saya selesaikan tesis saya. Ketika ujian tesis, saya lulus dengan nilai A. Kejadian yang saya alami itu pasti bukan hanya suatu kebetulan karena empat kali saya mendapat masalah, empat kali pula saya langsung mendapat jalan keluar dalam waktu yang tepat. Tanpa pertolongan Tuhan tidak mungkin tesis saya dapat diselesaikan dengan baik.
     Terpujilah Allah kita yang tidak pernah mengecewakan umat yang berharap padaNya. Demikian kesaksian saya yang saya sampaikan dengan sebenarnya.

Renungan Firman Tuhan 
"Ingatlah untuk Bersyukur"
Dany Salim

Pendamping:
Bagus Susanto,  Yohannes Lie, Andi Wijaya, dan Tutu Petrus
 

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." (Luk. 17:11-19)

Dany Salim menyampaikan
     Saya pernah sakit gigi. Saat merasakan sakitnya, saya janji mau ke dokter gigi. Tapi ketika sakit itu reda, saya lupa janji saya, dan baru teringat ketika sakitnya timbul lagi. Begitu juga kita, saat membutuhkan pertolongan, kita ingat Tuhan. Namun, ketika masalahnya teratasi, lupa bersyukur pada  Tuhan. 
     Dalam kisah di atas ada sepuluh orang kusta. Mereka adalah adalah kaum terhina dan terbuang, berdiri jauh-jauh berteriak minta tolong. Tuhan Yesus tidak langsung menyembuhkan tapi hanya memerintahkan mereka untuk pergi menghadap imam. Karena mereka taat, saat dalam perjalanan dan belum bertemu imam, mereka sembuh. Tentu mereka sangat bergembira. Namun hanya satu orang yang kembali pada Yesus dan memuliakan Allah dengan suara nyaring dan tersungkur di kaki Yesusdan mengucapkan syukur. Dari sekian banyak orang yang disembuhkan hanya 10% yang mengucap syukur, itu pun orang Samaria.
     Ada dua hal penting yang dilakukan orang ini saat bersyukur yaitu memuliakan nama Allah dan tersungkur di kaki Yesus. Berkat apa yang diterima orang Samaria ini ketika ia mengucapkan syukur? Bukan hanya kesembuhan tapi berkat keselamatan karena imannya. Sering ikut KKR, banyak yang disembuhkan, namun ketika hidupnya nyaman, mereka lupa bersyukur. Kesembuhan itu penting, tapi keselamatan dan hidup kekal itu jauh lebih penting.
     "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu" (1 Tes. 5:18) Apa pun yang kita hadapi, ucapkan syukur. Ada saatnya saya menghadapi berbagai beban berat. Saya merasa doa saya tidak dijawab,sehingga terkadang menjadi malas berdoa. Tuhan berfirman agar kita selalu bersyukur. Belajarlah pada orang Samaria itu, setelah disembuhkan, dia datang mengucapkan syukur, sehingga akhirnya ia pun mendapat berkat keselamatan. Amin

Pertanyaan dari pendengar radio Heartline:  
  •  Dari bpk. Gabin : Ketika sakit minta pertolongan kepada Tuhan Yesus. Setelah sembuh mengapa manusia suka melupakan Tuhan Yesus? Ketika orang kusta itu berjalan ke para imam, mengapa mereka bisa sembuh?
Jawab : Manusia itu mahluk pelupa dan umumnya pikiran mereka hanya berpusat pada diri sendiri. Saat sakit, mereka mencari pertolongan, saat sembuh mereka tidak butuh pertolongan lagi, jadi tidak merasa perlu mengingat Tuhan yang menyembuhkan mereka. Nanti kalau sakit lagi, baru mereka ingat Tuhan. Sama seperti ilustrasi sakit gigi tadi.
     Mujizat dapat terjadi karena iman si penyembuh sehingga ia mempunyai kuasa atau karunia menyembuhkan. Namun dapat pula terjadi karena iman orang yang disembuhkan. Ketika berada di kota asalNya, tidak banyak mujizat yang dilakukan Tuhan karena ketidak-percayaan mereka. (Mat. 13:58). Menurut hukum Taurat, hanya orang yang sembuh dari kusta yang boleh menghadap imam untuk mendapat pengakuan. Jika imam menyatakan mereka sembuh, mereka boleh kembali hidup di dalam masyarakat. (Imam. 14:1-32) Orang kusta dalam kisah itu belum sembuh dari kusta, namun mereka tetap berjalan menghadap imam dengan keyakinan mereka pasti sembuh.
     Ada seorang pendeta non karismatik. Suatu hari seorang ibu non Kristen, tetangga agak jauh, datang padanya, minta beliau mendoakan anak gadisnya yang sedang stres. Gadis itu sudah beberapa hari tidak mau mandi dan terus mengurung diri di kamar dan bertindak seperti orang gila. Pendeta ini bingung, lalu berkata sekenanya, "Ibu pulang dulu, anak ibu sudah sembuh sekarang. Nanti saya menyusul." Ibu itu pun pulang. Selesai berbicara, pendeta itu merasa menyesal dan panik atas ucapannya tadi. Kalau tidak sembuh tentu dia akan dijuluki pendeta pembohong. Cepat-cepat dia mandi lalu berangkat ke rumah si ibu mau mendoakan gadis itu. Ketika tiba di sana, apa yang terjadi? Anak gadis itu sudah mandi, bersih dan rapi, sedang menyapu halaman rumah. Dia sudah sembuh. Pendeta ini sangat terkejut dan terheran-heran. "Kok sembuh, ya?", pikir si pendeta. Gadis itu sembuh, bukan karena iman atau kuasa si pendeta, namun karena iman si ibu dan kehendak Tuhan. Keluarga ini akhirnya percaya kepada Tuhan Yesus. Puji Tuhan.
  • Bagaimana bentuk mengucap syukur kepada Tuhan? Apakah hanya karena kita diberi berkat, kesembuhan, dapat uang, atau dapat pekerjaan saja kita patut bersyukur?
Jawab : Sesuai Firman Tuhan tadi ucapan syukur adalah ungkapan rasa terima kasih tak terhingga kepada Tuhan yang sudah menolong kita. Ucapan syukur itu terutama diwujudkan dengan cara memuji Allah dan berlutut di kaki Tuhan Yesus. Untuk menyatakan sukacita, jika memungkinkan, kita bisa juga mengadakan ibadah ucapan syukur, tapi itu bukan suatu keharusan. Ucapan syukur tidak hanya pada saat kita senang, tapi harus setiap saat dalam segala keadaan.
  • Dari sdr. Samuel : Kenapa dalam kehidupan ini sepertinya orang-orang duniawi hidupnya diberkati, sedangkan anak-anak Tuhan hidupnya malah sulit? Apakah Tuhan memberkati setiap orang ataukah berkat itu hanya kepada anak-anak Tuhan saja?
jawab : Pertanyaan sdr. Samuel terdapat juga di Alkitab di Mazmur 73:1-28. mazmur dari biduan Asaf yang merasa cemburu karena orang fasik hidupnya enak sedangkan dia hidup menderita Namun kemudian dia mendapat hikmat bahwa di balik itu semua, orang fasik akan binasa sedangkan dia mendapat perlindungan Allah. Pernyataan lain juga terdapat dalam kitab Ayub 21:7-13.
     Tuhan Yesus berfirman, "Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Mat. 5:45) Jadi berkat duniawi diberikan Allah kepada siapa saja, orang jahat maupun orang baik, orang benar maupun orang tidak benar. Jadi berkat duniawi tidak hanya diberikan pada anak-anak Tuhan. Siapa pun dia, asalkan mampu meraih berkat itu, pasti akan sukses. Tapi berkat sorgawi hanya diberikan kepada anak-anak Tuhan yang percaya kepada Allah.
  • Dari bpk. Yosef di Natar : Bagaimana meneguhkan iman yang terkadang lemah?
Jawab : Iman manusia, siapa pun dia, baik nabi, rasul, pendeta, aktifis, atau jemaat biasa, bisa naik dan bisa turun menghadapi berbagai persoalan di dunia ini. Nabi Elia yang dipakai Tuhan luar biasa, menjadi surut imannya dan ketakutan ketika diancam Izebel sehingga ia melarikan diri. (1 Raja 19:1-3) Para murid Yesus pun berkata kepada Tuhan, "Tambahkanlah iman kami!" (Luk. 17:5) karena mereka menyadari lemahnya iman manusia. Bila iman kita lemah, berdoalah dan mintalah kepada Roh Kudus agar iman kita diteguhkan lagi disertai tekad untuk tetap percaya pada janji dan perlindungan Tuhan.
  • Dari ibu Meli di Kedaton : Mengapa turunnya perekonomian keluarga membuat kasih bapak terhadap anak-anaknya menjadi menurun?
Jawab : Ibu Meli, karena saat ini keluarga ibu sedang mengalami masalah ekonomi keluarga, pasti bapak sebagai kepala keluarga yang bertanggung-jawab atas keluarga sedang mengalami tekanan dalam hatinya. Dia merasa kuatir menghadapi situasi saat ini. Karena itu mungkin beliau menjadi sensitif dan mudah tersinggung sehingga ibu merasa kasih bapak menurun. Tidak bu, kasih bapak kepada keluarga tidak pernah berkurang. Dia hanya perlu dukungan ibu dan anak-anak, baik dukungan moral, dukungan doa maupun dukungan lainnya. Ibu dan anak-anak bisa melakukan penghematan. Ibu bisa membantu mencari tambahan penghasilan, dengan seijin bapak. Pengalaman pak Yohannes Lie ketika sedang menghadapi masalah, dukungan doa sang istri sangat luar biasa, sehingga beliau dapat mengatasi masalahnya. Kami akan mendoakan ibu di akhir siaran ini. Bersabarlah dan tetaplah bersyukur karena Tuhan akan melepaskan keluarga ibu dari semua persoalan ini.