Masih Ada Kesempatan

Jumat, 25 Nopember 2011 pukul 7.30 - 9.00 malam

Kegiatan Samaria Ministri di akhir tahun 2011
Pdt. Daniel Sanger

Pdt. Daniel Sanger
     Sekarang kita sudah hampir memasuki bulan Desember. Pada bulan ini ada begitu banyak kegiatan terkait dengan ibadah dan perayaan Natal. Demikian juga kegiatan di dalam Persekutuan Samaria Ministri. Pada Kamis 8 Desember 2011, kami diundang untuk perayaan Natal ke desa di daerah Tulang Bawang, kemudian berangkat ke Propinsi Riau melayani 8 kebaktian Natal dan 2 kebaktian Umum Minggu. Tim Samaria yang berangkat hanya Pdt. Daniel Sanger dan bpk. Dany Salim. Walaupun di kota, namun masih banyak hutan. Dulu waktu saya pernah ke sana banyak nyamuk. Kesehatan harus dijaga.
     Kami juga sedang mempersiapkan acara di TegarTV berupa sinetron berbentuk fragmen. Tahun ini kami tidak menyelenggarakan kegiatan perayaan Natal dengan pesta makan-makan, namun sebagai ucapan syukur kami akan mengunjungi panti asuhan atau panti jompo. Panti yang akan dikunjungi sedang dijajaki lokasinya.

Renungan Firman Tuhan
"Masih Ada Kesempatan"
Tutu Petrus

Pendamping
Pdt. Daniel Sanger, Pdt. Franki Suoth, Yohannes Lie


      "Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!  Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Luk. 13:7-9)

Tutu Petrus 
     Ketika pemilik pohon ara datang untuk mendapatkan buahnya, ternyata pohon itu tidak berbuah. Jengkellah ia lalu memerintahkan pengurus kebun untuk menebangnya. Untunglah pengurus kebun itu memohon diberi kesempatan untuk merawat pohon itu selama satu tahun lagi. Jika masih tidak juga berbuah, terpaksa ditebang. Dalam kehidupan ini, terkadang kita masih dikasih kesempatan untuk memperbaiki diri agar dapat keluar dari masalah yang kita hadapi. Sewaktu belajar usaha, dikasih kesempatan untuk menjadi pengusaha yang baik. Waktu sekolah masih diberi kesempatan untuk menjadi murid pandai. Gunakan kesempatan untuk meraih keberhasilan.
     Tahun ini saya sudah berusia 57 tahun. Di bulan Desember ini, saat umat Kristen merayakan Natal, penting juga bagi kita untuk mengevaluasi diri. Setiap orang Kristen diperintahkan Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil. Pada saat masih ada kesempatan ini, apakah yang sudah kita lakukan? Bagi para pelajar, apakah anda sudah menjadi pelajar yang baik? Manfaatkan masa mudamu untuk meraih ilmu dan bekal hidup semaksimal mungkin. Banyak kesempatan yang hilang begitu saja karena kita tidak mampu mengelolanya.
     Pada saat tuan itu datang, dia bertanya "Mana buahnya?" Orang juga akan bertanya pada kita, "Apa yang sudah kamu kerjakan?" Apakah sebagai orang Kristen kita hanya berdiam diri saja? Lakukan hubungan baik dengan sekitar kita, gunakan kesempatan yang ada. Seandainya dulu saya belajar Alkitab lebih sungguh-sungguh tentu sekarang saya bisa mengajar Firman Tuhan lebih baik. Inilah yang mendorong saya bergabung dengan persekutuan Samaria Ministri untuk belajar Firman Tuhan dan memberitakan Injil. Tuhan akan memberikan imbalan sesuai dengan yang kita kerjakan, imbalan yang terutama adalah keselamatan.
     Selagi masih ada kesempatan, pergunakan sebaik-baiknya. Jangan gunakan kesempatan untuk melakukan yang tidak baik. Buah sangat disukai, sebaliknya racun dihasilkan untuk membinasakan. Beritakan Injil Keselamatan. Amin.

Pertanyaan dari pendengar radio Heartline:  
  • Syalom. Apabila sudah diberi kesempatan  tapi tetap tidak berbuah, jadi berapa kali kesempatan yang Tuhan berikan buat kita? 
Jawab : Sesuai Firman Tuhan tadi, ketika tuannya memerintah agar pohon itu ditebang, para hambanya masih minta waktu satu tahun lagi. Disimpulkan, Tuhan masih memberi kesempatan lagi namun dengan waktu terbatas. Selama masih ada waktu, gunakan kesempatan itu untuk berbuah, sebab mungkin saja ketika kita ingin berbuah, waktu kita sudah habis, mungkin karena meninggal, sakit, terlalu tua, atau terbaring karena stroke. Jangan berspekulasi, "Ah nanti saja kalau saya sempat atau siap." sebab belum tentu kesempatan itu ada lagi.
  • Dari bpk. Gabin: Bagaimana jika orang percaya tidak berbuah, apakah bisa kering dan mati imannya? Mengapa orang percaya bisa tidak berbuah?
Jawab : Pohon yang tidak berbuah, tidak akan mati, malahan mungkin daunnya menjadi rimbun. Namun ketika tuannya marah, pohon itu dapat ditebang atau dikutuk dan akhirnya mati. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." (Mark. 11:21) Setiap orang percaya harus menghasilkan buah. Jika tidak, mungkin akan hilang kesempatan itu, lalu imannya menjadi mati.
     Mengapa orang percaya bisa tidak menghasilkan buah? Berbuah dalam arti rohani adalah menghasilkan sesuatu yang baik yang Tuhan inginkan kita lakukan. Berarti diperlukan suatu tindakan iman. Orang yang tidak mau bertindak karena masih menikmati kehidupan lama pasti tidak akan berbuah. Jadi mau berbuah atau tidak itu adalah kehendak manusia itu sendiri. Pohon itu sendirilah yang harus menghasilkan buah, bukan Tuhan yang menempelkan buah.
  • Dari bpk. Yusuf di Way Kandis : Agar pohon bisa menghasilkan buah, dibutuhkan pengetahuan dalam perawatannya. Apakah Tuhan mengijinkan hal itu?
 Jawab : Pendapat bapak itu benar sekali, agar menghasilkan buah diperlukan perlakuan yang dilandasi pengetahuan dalam perawatannya. Demikian pula, agar seseorang dapat berbuah, dia perlu perawatan dalam kerohaniannya. Perawatan kerohanian itu dapat berupa ibadah bersama, memuji dan menyembah Tuhan, bersekutu denganNya, membaca dan merenungkan Firman Tuhan, sering mendengarkan pengajaran Alkitab yang sehat, bergaul dengan orang-orang kudus, berlatih untuk melakukan perintah Tuhan, dan dibimbing oleh orang yang memiliki kemampuan rohani baik. Tentu Tuhan mengijinkan hal-hal itu.
  • Apakah ketika kesempatan yang Tuhan berikan pada kita, misalnya dalam hal melayani, tapi kita tidak mengambil kesempatan itu, apakah Tuhan akan memberikan kesempatan itu lagi? Trims GBU.
Jawab :  Suatu saat kita diberi tugas pelayanan, namun mendekati hari H, ada masalah di keluarga atau kantor, sakit, atau hal penghambat lainnya, tentu kita harus bijak dalam mengambil keputusan. Kita bisa saja membatalkan kesempatan itu. Manusia itu serba terbatas kemampuannya. Namun pembatalan itu harus dengan alasan yang kuat, bukan karena sedang tidak mood atau malas. Tuhan tentu masih memberi kesempatan lain jika Dia berkenan, namun dengan situasi dan kondisi yang berbeda.
  • Bagaimana saya mengembalikan waktu yang telah hilang itu?
Jawab : Waktu yang hilang tidak dapat dikembalikan lagi. Karena itu gunakan kesempatan selagi masih ada waktu. "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja." (Yoh. 9:4)