Menghargai Orang Lain

Siaran Radio Heartline, Jumat 28 Oktober 2011 pukul 19.30-21.00
Renungan oleh bpk Yohannes Lie berjudul "Menghargai Orang Lain" Mat 7:12
Pendamping : Bagus Susanto, Dany Salim, Daniel Sanger, dan Andi Wijaya
Kesaksian Andi Wijaya setelah ikut Samaria Ministri makin mengerti Firman Tuhan
Penyiar Joma Gracias
Ingin membaca renungan, silakan klik disini.  


"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Mat. 7:12)

     Setiap manusia pasti ingin dihargai, sebab dihargai itu merupakan kebutuhan dasar jiwa setiap manusia. Kebutuhan ini tidak hanya ada pada orang besar atau terhormat, namun juga meliputi rakyat kecil, bahkan anak kecil. Penghargaan adalah bentuk pengakuan seseorang terhadap peran penting orang lain.
   Apa yang diajarkan Firman Tuhan tentang menghargai orang lain? Bagaimana bentuk penghargaan yang diberikan pada orang lain? Mengapa sulit sekali seseorang menghargai orang lain? Bagaimana jika kita menghadapi orang yang tidak menghargai orang lain? 
     
Pertanyaan dari pendengar radio Heartline:
  • Pak pendeta, bagaimana tindakan kita jika kita sudah berbuat baik tapi malahan dicurigai ada motivasi tertentu di balik itu?
Jawab:  Ada tertulis, "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." (Gal. 6:9) dan juga "Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!" (Filipi 4:5). Kita tidak boleh jemu dalam berbuat baik. Walaupun kita dicurigai ada motivasi tertentu, lakukan terus perbuatan baik itu. Tujuan kita bukanlah untuk mendapat pujian atau penghargaan manusia, namun melakukan perintah Tuhan. Perlihatkan pada orang yang mencurigai itu bahwa motivasi kita tulus. Memang ada banyak perbuatan amal yang bertujuan mencari dukungan dan kepentingan diri. Jadi wajar bila orang menjadi curiga setiap ada yang berbuat baik. Tapi karena tujuan kita bukan itu, terus saja lakukan kebaikan itu. Tuhan pasti menyertai.
  • Bagaimana cara kita menghargai orang yang tidak menghargai upaya kita menolongnya? Terima kasih.
Jawab :  Ada 2 tipe orang yang berada dalam kesulitan, (1) orang itu minta tolong, dan (2) orang itu tidak mau ditolong. Untuk orang dengan tipe pertama, kalau kita memberi pertolongan atau bantuan, orang itu akan menghargai pertolongan kita. Tapi untuk orang tipe kedua, orang ini akan tersinggung atau marah jika kita membantu atau menolongnya.
     Di dalam suatu persekutuan ibadah keluarga, ada seorang wanita yang terlihat miskin dan selalu berpakaian lusuh, lalu salah satu jemaat yang tergerak hatinya memberinya sebuah pakaian bagus, dengan harapan dia mau menerimanya. Namun, apa yang terjadi? Sejak pemberian itu, si wanita itu tidak mau lagi ikut persekutuan. Dibujuk untuk datang lagi, dia hanya tersenyum, tapi tetap tidak mau hadir lagi. Kita tidak tahu apakah dia tersinggung karena masalah itu atau tidak.
     Kita harus berhati-hati dalam memberi pertolongan pada orang lain. Mungkin saja orang yang kita tolong itu akan melakukan hal yang buruk pada kita. Bukankah Tuhan sudah berfirman, "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." (Mat. 7:6) Jadi, janganlah kita memberi sesuatu yang berharga kepada mereka yang tidak layak menerimanya.
  • Bukankah jika menghargai orang lain, kita justru akan dipandang rendah?
Jawab:  Menurut pendapat sebagian orang, kalau kita memuji orang kita dianggap merendahkan atau menjatuhkan harga diri. Pendapat itu wajar saja sebab memang ada orang yang kita puji, malahan menjadi sombong dan merendahkan kita. Namun orang berkarakter itu tidak banyak, dari pengalaman hidup kami, kami temui bahwa sebagian besar orang yang kami hargai, justru akan membalas penghargaan kami dengan baik. Menghargai orang lain adalah salah satu bentuk dari kasih dan itu merupakan ajaran utama Tuhan Yesus. Mungkin manusia merendahkan kita karena perbuatan baik kita, namun yang penting adalah kita akan dihargai Tuhan, bukan? 
  • Mengapa sulit sekali orang mengucapkan kata tolong, terima kasih dan maaf?
Jawab :  Bagi orang yang mau memiliki karakter seperti Yesus, tentu saja tidak sulit mengucapkan kata-kata tersebut. Hal itu menjadi sulit jika kita berkarakter tinggi hati, jaga gengsi, tidak mau mengakui kelebihan orang lain atau tidak memiliki kepedulian pada orang lain.
  • Dari Samuel di Pesawaran : Di dalam Kejadian 6:3 tertulis, Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja." Apakah maksudnya?
Jawab : Pada mulanya Allah menciptakan manusia untuk hidup kekal dan tidak mengalami kematian. Namun akibat dosa manusia, manusia harus mati. Lalu dosa semakin bertambah parah, anak-anak Allah (anak Adam yang percaya pada Allah) tertarik dengan anak-anak perempuan manusia (anak-anak Adam yang tidak percaya Allah) lalu mereka menikah. Ini mengakibatkan dosa manusia semakin meningkat. Maka Allah membatasi hidup mereka hanya 120 tahun saja. Namun kemudian manusia semakin pendek usianya, "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap." (Maz. 90:10)
  • Apa yang kita hargai dari seseorang?
Jawab: Ada dua hal yang harus kita hargai dari seseorang, yaitu : (a)  Bahwa setiap orang adalah ciptaan Allah yang sempurna. Karna seseorang adalah ciptaan Allah, maka harus kita hargai keberadaannya, kehidupannya, dan pribadinya. Artinya, kita tidak boleh menghina manusia karena keterbatasannya. Jika kita menghina mereka, berarti kita menghina Allah yang menciptakan mereka. (b) Kita menghargai peran seseorang. Setiap manusia pasti membutuhan bantuan orang lain. Peranan orang yang membantu kita itulah yang harus kita hargai. Jika seseorang tidak melakukan apa-apa, atau malahan melakukan tindakan yang tidak baik, tentu tidak ada yang harus kita hargai. Dalam menghargai orang lain kita harus jujur, bukan mengada-ada untuk menjilat, dengan motivasi tidak baik, atau mencari keuntungan diri. Jika berbuat seperti itu justru kita sedang menghina dan merendahkan diri sendiri.